Beritaindonesia.id – Eks Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal kini resmi menjadi penasihat utama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang dipimpin Sandiaga Uno.

Menurut Sandi, Dino menyanggupi pekerjaan baru itu dengan syarat dikirimkan produk dendeng balado terbaik setiap bulannya dari kreasi ekonomi kreatif lokal. “Saya sudah sanggupi bahwa ini adalah imbalan dari kami kepada Pak Dino,” ujarnya dalam rekaman suara melalui staf khususnya, seperti dilansir dari tempo.co, Jumat (15/1/2021).

Sandiaga mengatakan Dino akan membantu menggerakkan kerja sama pemerintah dengan diaspora Indonesia dalam masa pemulihan ekonomi pasca-pandemi Covid-19.

“Jadi dalam langkah kolaborasi, saya melihat salah satu pemulihan pasca Covid-19 adalah kita melakukan satu pendekatan yang holistia dan kebetulan saya melihat diaspora yang selama ini dibantu untuk dikelola oleh Pak Dino melalui gerakan diaspora Indonesia ini bisa kita ajak kerja sama,” kata Sandiaga.

Sandiaga menyebut diaspora yang tersebar di sejumlah negara bakal menjadi  agen atau reseller dari produk-produk pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia. Diaspora ini diharapkan bisa membantu meningkatkan daya tarik lima destinasi super prioritas, seperti Danau Toba, Labuan Bajo, Likupang, Borobudur, dan Mandalika.

Secara simultan, Kementerian akan bekerja sama dengan penyedia teknologi untuk menyusun aplikasi khusus guna mempercepat implementasi kerja sama tersebut. Menurut Sandiaga, Kementerian harus mengakselerasi kebijakan pemulihan ekonomi lantaran saat ini lebih dari 30 juta pekerja bergantung pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Selain membantu di bidang kerja sama dengan diaspora, Dino akan mengurusi program Fund Policy Community of Indonesia. “Ini membantu kami di Kemenparekraf menyuarakan pesan-pesan yang akurat, terverifikasi, tentang keadaan situasi pariwisata dan ekonomi kreatif di tengah-tengah pandemi dan Covid-19 ini,” katanya.

Lalu seperti apa rekam jejak Dino Patti Djalal selama ini?

Dikutip dari laman resmi pribadinya, Dino merupakan anak kedua dari diplomat terkenal yaitu Hasjim Djalal dan istrinya, Zurni Djalal. Ia lahir 55 tahun yang lalu pada 10 September 1965 di Beograd, Yugoslavia, sebuah negara di Eropa yang kini terpecah menjadi Kroasia, Serbia, Slovenia, dan beberapa negara lain.

Ia menempuh pendidikan SD Muhammadiyah dan SMP Al Azhar Jakarta. Lalu, pendidikan SMA di McLean, Virginia, Amerika Serikat. Ia kemudian meraih gelar Sarjana Ilmu Politik di
Carleton University (Ottawa, Kanada), Magister Ilmu Politik di Simon Fraser University (Vancouver, Kanada), dan Doktor Hubungan Internasional di London School of Economics and Political Science (London, Inggris).

Tahun 1987, Dino mulai bergabung dengan Kementerian Luar Negeri. Pada 1999, Ia menjadi juru bicara pemerintah Indonesia saat referendum PBB di Timor Leste. Lalu, pada 2002, menjadi Direktur Urusan Amerika Utara di Kemenlu.

Tapi sepanjang karirnya sebagai diplomat, Dino dikenal sebagai orang dekat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY. Sejak 2004, Dino menjadi juru bicara, penasehat kebijakan luar negeri, hingga penulis pidato untuk SBY.

Masih di zaman SBY, Dino pun ditunjuk menjadi Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat dari tahun 2010 sampai 2013. Tahun 2014, Dino sempat mencoba peruntungan dengan ikut konvensi calon presiden dari Partai Demokrat. Tapi, yang saat itu menang konvensi adalah bos media dan mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan.

Hingga pada Juni 2014, Dino ditunjuk menjadi menjadi Wakil Menteri Luar Negeri. Jabatan itu hanya Ia emban selama tiga bulan saja sampai Oktober 2014. Pertengahan 2015, Ia pensiun dari pengabdian di pemerintahan.

Lepas dari pemerintahan, Dino Patti Djalal mendirikan organisasi bernama Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) pada 2015. Ia juga menjabat sebagai anggota komite eksekutif Paris Peace Forum. Hingga pada 2018, Ia juga menjadi Ketua Asosiasi Dosen Indonesia (ADI). [ind]

 

Lihat Berita Kabar.co.id Lainnya di Google News