“Tidak ada orang yang melakukan usaha pertanian itu berdiam diri, hanya duduk di ruangan saja ”
Namun, tak sedikit yang mengalami masalah pada perawatan dan perbanyakannya. Setiap jenis tanaman hias pun memerlukan teknik perawatan dan perbanyakan yang berbeda-beda.
Pemahaman tentang pemilihan, perawatan, perbanyakan dan penjualan tanaman hias perlu dimiliki baik dalam menyalurkan hobi maupun yang berniat bisnis tanaman hias.
Terkait hal tersebut, Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (Dinas KPKP) DKI Jakarta mengadakan Webinar Tanaman Hias (Pemilihan, Perawatan, Perbanyakan, dan Penjualan) yang ditayangkan secara live streaming melalui Zoom dan YouTube Go JakFarm DKI Jakarta.
Hadir dalam webinar ini antara lain Plt Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta, Suharini Eliawati; Kepala Bidang Pertanian Dinas KPKP Provinsi DKI Jakarta, Mujiati; dan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Promosi dan Sertifikasi Hasil Pertanian (PPSHP), Wati Mutia. Kemudian para narasumber yakni Ketua Gapoktan Primatara DKI Jakarta, Agustinus Gunawan Sriutomo, yang membawakan materi dengan judul “Memilih, Merawat dan Memperbanyak Tanaman Hias”, dan pelaku urban farming tanaman hias DKI Jakarta, Roy Jazri, dengan materinya yang berjudul “Peluang Penjualan dan Ekspor Tanaman Hias”.
Dalam webinar ini Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta, Suharini Eliawati menyampaikan, urban farming (pertanian perkotaan) tanaman hias mempunyai sejumlah manfaat. Pertama, dari segi kesehatan.
“Tidak ada orang yang melakukan usaha pertanian itu berdiam diri, hanya duduk di ruangan saja. Itu tidak mungkin. Pasti aktivitasnya di luar ruangan yang mana kita akan terpapar matahari pagi lebih banyak. Ini salah satu cara kita menjadi sehat,” ujar Eliawati, Sabtu (2/1).
Menurutnya, sektor urban farming juga salah satu penggerak dan penumbuh ekonomi masyarakat di DKI Jakarta.
“Pertanian saat ini bukan hanya budidayanya saja tetapi sudah lebih kreatif lagi yakni penyediaan sarana prasarana,” ucapnya.
Kemudian, lanjut Eliawati, juga bermanfaat dari segi sosial karena membuat adanya interaksi antar penggiat urban farming tanaman hias khususnya di lingkungan rumah.
“Saat kita menyiram tanaman, ada tetangga lewat tidak mungkin tidak saling bertegur sapa. Dengan kita saling menyapa artinya kita saling bersosialisasi antara tetangga. Terakhir, manfaat lingkungan. Begitu ada tanaman di rumah kita pasti akan datang organisme yang lain misalnya kupu-kupu, ulat, burung. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan kita sesuai dengan lingkungan kehidupan makhluk yang lain,” ungkapnya.
Di sisi lain, Kepala Bidang Pertanian Dinas KPKP DKI Jakarta, Mujiati menyampaikan bahwa budidaya tanaman hias adalah salah satu alternatif yang bisa menemani keseharian selama menghadapi masa pandemi. Mujiati mengatakan, dari kegiatan webinar ini diharapkan bisa terinformasikan kepada masyarakat bagaimana cara memilih, merawat, memperbanyak sekaligus menjual tanaman hias serta juga membantu promosi para pelaku usaha tanaman hias di DKI Jakarta.
“Kita ingin menumbuhkan jaringan usaha bahwa usaha tanaman hias saat ini bukan hanya bersifat lokal tapi juga sudah internasional. Dengan adanya kegiatan ini mudah-mudahan jaringan usaha lebih luas lagi terutama untuk memperoleh tanaman-tanaman baru,” ujarnya.
Mujiati menambahkan, pihaknya ingin juga mendorong terjadinya inovasi-inovasi terkait dengan tanaman hias baik dari medianya, sarana produksi serta persilangan-persilangan atau tumbuhnya jenis-jenis baru. Menurutnya, banyak jenis baru tanaman hias yang harganya puluhan bahkan ada yang ratusan juta tentunya tidak terlepas dari inovasi yang dilakukan oleh para pelaku usaha tanaman hias. Selain itu, pihaknya juga ingin memberikan peluang usaha bagi masyarakat khususnya masyarakat DKI Jakarta bahwa usaha tanaman hias bisa dilakukan di lahan yang terbatas.
“Usaha tanaman hias memang tetap menarik walaupun di saat pandemi seperti saat ini masyarakat masih rela untuk mengeluarkan uang dengan nilai yang tidak sedikit tentunya dengan harapan bukan hanya untuk hobi semata tetapi juga bisa memberikan kebahagiaan lebih. Mudah-mudahan nanti bisa dikembangkan sebagai usaha yang mendapatkan hasil yang lebih baik,” pungkasnya.
(bj/bi)