Beritaindonesia.id – Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P. Marsudi menerima kunjungan Menteri Luar Negeri/State Councilor RRT, Y.M. Wang Yi di Jakarta, kemarin. Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian lawatan Menlu RRT ke beberapa negara ASEAN dan dalam kerangka perayaan 70 tahun hubungan diplomatik RI-RRT.
Dalam pertemuan bilateral yang berlangsung di Gedung Pancasila, Menlu RI dan Menlu RRT telah berdiskusi dan bertukar pikiran mengenai situasi global khususnya dalam menghadapi tantangan pandemi Covid-19.
Terkait isu kerja sama kesehatan, Menlu Retno menegaskan pentingnya keberlanjutan kerja sama kesehatan regional di ASEAN khususnya untuk tindak lanjut berbagai komitmen RRT dalam penanganan pandemi seperti komitmen USD 5 juta untuk mendukung inisiatif Public Health Cooperation Initiative: Program on Public Health Emergency Preparedness Capacity (PROMPT) serta komitmen USD 1 juta untuk ASEAN Covid-19 Response Fund
“Sejak awal pandemi Indonesia dan RRT telah melakukan kerja sama kesehatan baik untuk penyediaan alat diagnostik, teurapatik maupun vaksin,” kata Menlu Retno seperti disampaikan melalui keterangan tertulisnya.
Selain itu, kedua negara juga berkomitmen untuk tingkatkan kemandirian industri obat, bahan baku obat dan alat kesehatan di Indonesia. Di tengah pandemi dan situasi perekonomian global yang lesu, ekspor Indonesia ke Tiongkok pada tahun 2020 mengalami peningkatan hingga 10.96%. Salah satu produk yang alami kenaikan siginifikan adalah ekspor besi baja ke Tiongkok, yang merupakan hasil proses hilirisasi industri di Indonesia.
Untuk mencapai perdagangan yang seimbang, Menlu Retno menggarisbawahi pentingya upaya bersama untuk mengatasi halangan dalam perdagangan khususnya untuk memperluas akses pasar Tiongkok bagi ekspor unggulan Indonesia seperti kelapa sawit, produk perikanan, buah tropis, dan sarang burung walet.
Kedua Menlu sepakat untuk mendorong investasi dan kerja sama pembangunan infrastruktur antara kedua negara melalui kemitraan yang berkualitas, bersahabat dengan lingkungan, dan yang dapat menyerap tenaga kerja Indonesia.
Menlu Retno sampaikan apresiasi atas kerja sama penanganan permasalahan ABK WNI yang bekerja di kapal berbendera RRT, termasuk dukungan bagi pemulangan ABK WNI selama November – Desember 2020. Selain itu, juga mendorong penyelesaian untuk pemulangan ABK yang masih stranded, penyelesaian hak-hak ketenagakerjaan, perbaikan kondisi kerja yang aman dan kondusif serta penegakan hukum melalui mutual legal assistance.
Terkait kerja sama regional dan global, Menlu RI sampaikan mengenai implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific serta tekad Indonesia untuk terus menjaga sentralitas ASEAN dalam pelaksanaannya. Menlu Retno juga menegaskan pentingnya stabilitas dan perdamaian di kawasan, untuk menjaga Laut China Selatan sebagai laut damai dan stabil. Semua negara perlu menghormati dan menjalankan hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982.
Setelah pelaksanaan pertemuan, Menlu Retno dan Menlu Wang Yi menyaksikan penandatanganan 2 dokumen kerja sama yaitu MoU Penguatan Kolaborasi antar Kemlu RI dan Kemlu RRT dan MoM Pra Studi Kelayakan Proyek Bendungan Lambakan antara Kementerian PUPR RI dan China International Development Cooperation Agency (CIDCA).
Selama berada di Indonesia, Menlu Wang Yi juga telah meninjau salah satu proyek implementasi sinergi GMF-BRI dan pertemuan dengan Menko Maritim dan Investasi di Danau Toba, Sumut, serta melaksanakan kunjungan kehormatan kepada Presiden RI di Jakarta. [ind]
Sumber: Kementerian Luar Negeri