Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menghadiri secara virtual peresmian Rumah Sakit Universitas Kristen Krida Wacana (RS UKRIDA) yang berlokasi di Kebon Jeruk, Jakarta Barat sebagai salah satu RS rujukan penanganan COVID-19 yang diresmikan oleh Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin.
” Kami sampaikan apresiasi kepada RS UKRIDA yang sudah ‘step up to the challenge'”
Penunjukan RS UKRIDA sebagai lokasi rujukan merupakan hasil dari kerja sama antara BUMN, khususnya Pertamina Bina Medika (PBM) Indonesia Healthcare Corporation (IHC), Kementerian Kesehatan RI, Pemprov DKI Jakarta, dan pihak swasta.
Pemprov DKI Jakarta turut berperan aktif dalam memberikan dukungan. Salah satunya, dengan menerbitkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 14 tahun 2021 tentang Perubahan Ketiga atas Keputusan Gubernur Nomor 378 Tahun 2020 tentang Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan COVID-19.
Anies mengapresiasi RS UKRIDA karena telah sesuai landasan hukum yang jelas dan terpilih menjadi RS rujukan COVID-19 di wilayah DKI Jakarta. Sehingga, dapat memberikan dasar legitimasi yang kuat untuk menjalankan pelayanan saat pandemi bagi masyarakat yang membutuhkan.
“Kami sampaikan apresiasi kepada RS UKRIDA yang sudah ‘step up to the challenge’. RS UKRIDA sudah masuki usia 53 tahun, dan pada momen ini berkesempatan untuk mengabdi dalam penangangan COVID-19. Prosesnya berjalan dengan cepat, dan rumah sakit ini merupakan pertama kali dalam menggunakan konsep kolaborasi tripartit,” ungkap Anies sepeti dikutip dari Siaran Pers PPID Provinsi DKI Jakarta, Senin (11/1).
Anies juga berharap bahwa kolaborasi dalam menanggulangi COVID-19 bisa dijalankan secara maksimal oleh RS UKRIDA. Anies juga meminta seluruh jajaran Pemprov DKI Jakarta untuk konsisten memberikan dukungan segala aspek kebutuhan, baik dari fasilitas maupun tenaga medis.
“Pesannya adalah bagaimana kita bisa terus berkolaborasi secara menyeluruh, mari jalankan dengan optimal. Kepada jajaran RS UKRIDA, selamat bertugas dan semoga dimudahkan. Lalu, kepada jajaran di Pemprov DKI, mari kita dukung, semoga segala ikhtiar kita berhasil dengan baik,” tambah Anies.
Sementara itu, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, RS UKRIDA tersebut telah siap beroperasi sebagai RS rujukan COVID-19 dengan kapasitas 240 tempat tidur. Rinciannya, 37 tempat tidur ICU dan 203 tempat tidur kamar isolasi yang dilengkapi dengan ventilator, high flow nasal cannula, dan ruangan bertekanan negatif. Selain itu, kelengkapan fasilitas penanganan COVID-19 di RS UKRIDA juga ditunjang dengan alat kedokteran yang canggih, seperti mesin HD, Cath Lab, Radiologi Konvensional, dan CT-Scan.
“Dari segi tenaga medis telah disiapkan melalui dua tahap, di mana tahap pertama sudah terpenuhi sebanyak 274 orang yang terdiri baik dari internal RS UKRIDA maupun penugasan dari Pertamedika IHC. Kemudian, ditambah lagi dengan tenaga kerja rekrutan baru bekerja sama dengan PPSDM sebanyak 168 orang. Untuk proses pemenuhan tenaga tahap dua sedang dipersiapkan sebanyak total 459 orang yang sedang berjalan dengan Dinas Kesehatan melalui PPSDM,” terang Menteri Budi.
Perlu diketahui, pada tanggal 1 Januari 2021, telah dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama antara PBM IHC dan RS UKRIDA. Dirut PBM IHC, dr. Fathema Djan Rachmat, mengatakan, operasional rumah sakit tersebut berada di bawah pengelolaan pihaknya, seperti mobilisasi sumber daya manusia dan peralatan, serta sistem secara terencana, cepat dan masif menjadi keunikan proses kerja sama tersebut.
“Secara pengelolaan RS, kerja sama operasional antara Holding RS BUMN dan RS Swasta memiliki banyak manfaat, antara lain adanya kemudahan dalam pengadaan alat kesehatan, BMHP dan fasilitas penunjang medis, adanya peningkatan mutu dan standar pelayanan, transfer of knowledge serta up skill tenaga medis, tim, dan sinergi pasar berupa rujukan pelayanan kesehatan pasien COVID-19” pungkas Fathema.
(bj/bi)